Selasa, 04 Desember 2012

oke setelah sekian lama blog ini tidak di update.. saatnya untuk update.... :)
kali ini post yang ingin diisi berupa hasil laporan yang sudah terkumpul, tapi hasil laporang ini masih dalam bentuk fix. karena masih banyak yang perlu di tambahkan lagi agar laporan TLTG ini menjadi Cetar Membahana.. hahhaha  kebanyakan basa-basi nihhh.. oke ini laporanya...


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LatarBelakang
Belakangan masalah lingkungan yang terdapat di masyarakat semakin kompleks. Karena penyebab dari masalah lingkungan ini pun juga beragam, dari pembuangan sampah kebadan sungai hingga saluran drainase yang dipenuhi oleh sampah.Tidak hanya itu, masalah sanitasi juga merupakan salah satu masalah yang dominan di lingkungan masyarakat.Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk,  maka masalah lingkungan yang timbul juga semakin banyak dan kompleks.
Sampah masih menjadi masalah yang utama di lingkungan masyarakat.Sampah ini lebih dominan berasal dari sampah domestic yang merupakan sisa-sisa aktivitas rumah tangga. Normalnya, sampah-sampah domestic ini dibuang pada tempatnya, lalu di kumpulkan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) untuk selajutnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Akan tetapi lebih baik jika sampah sebelum dibuang, dipilah terlebih dahulu menurut jenisnya, seperti sampah yang bias diolah yaitu sisa sayuran atau dedaunan dan sampah plastic.Hal ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang masukke TPA, karena sampah yang masuk ke TPA hanya sampah yang benar-benar tidak bias diolah dan dimanfaatkan lagi.
Di desa CandiKarang yang berada di JalanKaliurang Km 12 Yogyakarta ini, sampah-sampah domestic memang dibuang pada tempatnya, namun tempat yang digunakan yakni kurang tepat. Tempat pembuangan sampah yang digunakan oleh warga candikarang yakni hal aman belakang rumah mereka masing-masing.jika volume sampah semakin bertambah, maka sampah-sampah tersebut akan segera dibakar. Warga candikarang masih banyak yang belum mengetahui dampak dari pembuangan dan pembakaran sampah tersebut.
Untukitudiperlukansuatutindakanuntukmengurangisampah yang ada di desaCandiKarang.Misalnya, denganmembuatsuatuTeknologiLingkunganTepatGuna (TLTG) yang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.Tindakan kecil seperti membuat TPST, melakukan pemilahan sampah, pembuatan pupuk kompos yang berasal dari sampah sisa sayuran akan dapat mengurangi terjadinya pencemaran sampah yang ada di desaCandi Karang.

1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan teknologi lingkungan tepat guna ini adalah menciptakan suatu teknologi yang dapat mengurangi masalah sampah dan memanfaatkan potensi yang ada di desa Candi Karang, sehingga sampah yang selama ini menjadi masalah dapat digunakan sebagai suatu potensi yang menghasilkan.

Adapun tujuan dari dibuatnya teknologi lingkungan tepat guna ini adalah :
*      Meminimalisasi terjadinya pencemaran pada lingkungan akibat air lindi.
*      Mengurangi volume sampah yang akan dibawa ke TPA( tempat pembuangan akhir ).












BAB II
PEMETAAN PERMASALAHAN

2.1 GambaranUmumLokasi
      Desa candi karang adalah desa yang dipilih untuk objek studi TLTG yang terletak di  jalan kaliurang km 12,5 Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. 


Gambar 2.1 PetaLokasiCandiKarang


Berdasarkan observasi di lapangan, desa Candi Karang merupakan kawasan pemukiman yang tidak begitu padat.Masih terdapat kebun-kebun milik warga yang digunakan sebagai mata pencaharian mereka.Jarak antar rumah terbilang tidak begitu dekat .Namun di beberapa kebun/lahan kosong yang ada terdapat tumpukan sampah yang berasal dari aktivitas warga. Karena itu ditinjau dari segi kesehatan, sampah-sampah tersebut akan menjadi masalah dan sumber penyakit bagi warga sekitar.

Gambar 2.2Lokasipembuangansampah

Pada kenyataannya, kondisi lingkungan di Desa Candi Karang ini masih terbilang cukup rindang, karena masih ditumbuhi pepohonan. Namun yang sangat disayangkan karena lahan yang ditumbuhi pepohonan tersebut justru dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar.Tidak hanya itu, kali klanduhan yang berada di dekat pemukiman warga sekitar juga digunakan sebagai sarana pembuangan sampah yang hingga saat ini volumenya terus bertambah khususnya di wilayah pinggiran jalan kaliurang Km.12 setelah Jembatan Kali Kladuhan. Di samping itu, sebagian warga memilih membuang sampahnya di sekitar gorong-gorong saluran drainase yang mengarah ke Kali Klanduhan.

Gambar 2.3Lokasipembuangansampah


2.2 Pemetaan Masalah
Desa Candi Karang merupakan salah satu kawasan perkampungan  yang di dominasi kos-kosan karena berada dekat dengan wilayah universitas UII. Terdapat lebih dari 10 kos-kosan di daerah tersebut. Namun desa ini masih terbilang belum terbilang kawasan padat dikarenakan masih terdapat kebun-kebun milik seperti kebun mangga, rambutan,dsb. Permasalahan utama adalah kebun milik warga selain menjadi kebun pribadi juga dapat beralih fungsi menjadi ‘tempat pembuangan sampah pribadi’ karena masyarakat umunya membuang sampah mereka kekebun mereka sendiri.Khusus bagi warga kos-kosan, telah disediakan tempat pembuangan sampah yang terbuat dari beton yang berdiameter sekitar 70 cm. walaupun demikian, sampah yang telah terkumpul tersebut tetap dibuang kepinggiran Kali Klanduhan atau kelahan – lahan perkebunan warga.

Banyaknya warga yang membuang sampah di lahan-lahan perkebunan seperti mempengaruhi tataguna lahan dan estetika di desa Candi Karang.Hal ini mencerminkan warga di desa candi karang kurang peduli akan kebersihan di lingkungan sekitarnya. Penumpukan sampah seperti ini tentu akan menimbulkan dampak yang negative seperti halnya bau menyengat, penyumbatan pada saluran drainase yang dapat menyebabkan banjir pada saat musim penghujan datang, banyaknya belatung/ lalat, menyebabkan sumber penyakit bagi warga sekitar,dsb.
Perilaku warga terhadap lingkungan sangat menentukan keadaan di lingkungan sekitar mereka. Terkait dengan masalah sampah, kebiasaan membuang sampah sembarangan yang dapat menjadi masalah besar di hari mendatang karena dapat mempengaruhi beberapa hal negative bagi masyarakat sekitar dan juga lingkungan tempat tinggal mereka. Berdasarkan observasi di lapangan, jenis sampah yang umumnya dihasilkan yakni jenis sampah yang sulit terurai seperti sampah plastic, botol, dsb. Permasalahan sampah ini sebenarnya dapat menjadi sebuah potensi yang dapat membangun kehidupan warganya seperti pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat. Karena pengelolaan sampah ini adalah salah satu usaha untuk mengelola sampah/mengurangi volume sampah, memanfaatkan sampah yang msih layak untuk digunakan, mendaur ulang sampah, dan lain sebagainya.










BAB III
SOLUSI PERMASALAHAN
Dari hasil observasi dan pengolahan data kuisioner yang dilakukan, kawasan Candi Karang membutuhkan“ Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST)” untuk mengelola sampah hasil rumah tangga maupun sampah lainnya.  Menurut pasal 1 UU No 18/ 2008 TPST diartikan sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. TPST dilakukan secara mandiri di tempat timbulnya sampah, dilakukan oleh pembuang sampah.
Langkah awal yang harus dilakukan yakni mengadakan sosialisasi secara menyeluruh kepada warga tentang bagaimana cara mendaur ulang sampah serta memanfaatkan sampah menjadi kerajinan. Sosialisasi yang dilakukan juga harus menjelaskan tentang dampak – dampak positif dan negative apabila sampah tersebut dikelola dengan baik atau sebaliknya.Hasil observasi dan kuisioner yang dilakukan menyatakan bahwa masih sedikitnya tingkat kepedulian dan kesadaran warga terhadap pengelolaan sampah sehingga warga terkesan acuh tak acuh menanggapi hal tersebut.Tidak semua sampah yang dihasilkan dibuang begitu saja, beberapa sampah plastic / anorganik dapat di daur ulang atau dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan oleh warga sehingga akan lebih bermanfaat. Untuk sampah organic juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang telah diterapkan oleh sebagian warga. Program pembuatan TPST ini dapat memperkenalkan warga candi karang secara keseluruhan tentang bagaimana cara pemilahansampah organic dan sampah anorganik. Dari hasil survey yang telah dilakukan, didapat hasil bahwasannya 90% warga desa candikarang setuju dengan adanya program pembuatan TPST yang ditawarkan.Tidak sedikit warga yang telahmemahami tentang teknologi yang akan dikembangkan tersebut sehingga tidak begitu menyulitkan bagi kami untuk merealisasikannya. Manfaat dari program ini dapat meminimalisir volume sampah yang ada sekaligus menciptakan pola hidup bersih dan tertib bagi masyarakat sekitar kawasan tersebut. Sehingga dengan demikian diharapkan warga Candi Karang terbiasa membuang sampah pada tempatnya guna meningkatkan nilai estetika lingkungan sekitar serta meningkatkan standar hidup kualitas warga desa candikarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar